Phytophthora Palmivora
Peranan Phytophthora palmivora merupakan salah satu patogen tumbuhan yang menyerang berbagai tumbuhan budidaya. Anggota Oomycetes ini memiliki spektrum target yang luas, baik tumbuhan monokotil maupun
dikotil. Tanaman budidaya yang biasa diserangnya adalah berbagai palma seperti
kelapa dan enau, kakao, serta beberapa tanaman buah-buahan. Gejalanya adalah
batang mengeluarkan getah beku terus menerus sehingga tumbuhan kehabisan energi
dan menurunkan hasil. Akibat gejalanya ini orang menyebutnya penyakit blendok atau kanker.
Ciri morfologi dari P. palmivora yaitu, sporangianya mempunyai
papilla yang mencolok. Bentuk sporangia sangat beragam tergantung pada
isolatnya, pada umumnya berbentuk elipsoid sampai ke ovoid dan mempunyai
papilla yang menonjol. Ciri yang khas dari sporangia P. palmivora adalah
mempunyai papilla yang jelas pada ujung sporangiumnya. Papilla ini berfungsi
untuk tempat keluarnya zoospore dari sporangium. Klamidospore merupakan spora
yang berdinding tebal dan berfungsi sebagai spora resisten. Klamidospore
biasanya terbentuk pada interkalar (terbentuk diantara hifa) atau terminal
(pada ujung hifa), membentuk dinding tebal dan membulat. Miselium
panjang dan berwarna putih dengan spora berbentuk seperti buah pir.
Phytophtora
palmivora memiliki kisaran inang yang luas
dapat menyerang 138 spesies tumbuhan yang termasuk ke dalam bermacam-macam
family (Chee, 1969). Untuk dapat berkembang biak, cendawan
ini memerlukan temperatur dan kelembaban udara tertentu. Perkembangan penyakit
makin tinggi pada temperatur optimum 31oC (Tucker, 1931 dalam Agrios
1996). Cendawan ini telah dikenal sejak tahun 1886 di Indonesia dan menjadi penyakit
penting pada tanaman perkebunan (Muller, 1935 dalam Agrios,
1996). P. palmivora dapat menyerang bermacam-macam tanaman,
dengan demikian sumber inokulum selalu ada dilapangan. Namun yang dianggap
sumber inokulum paling penting adalah tanah.
Daur
Hidup Phytophthora palmivora
Cendawan
yang mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit
kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya (Semangun, 1996).
P. palmivora
terutama bertahan dalam tanah. Dari sini dapat terbawa oleh percikan air hujan
ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam waktu beberapa
hari P. palmivora pada buah dapat menghasilkan sporangium. Sporangium dapat
terbawa oleh percikan air atau oleh angin dan mencapai buah-buah yang lebih
tinggi. Cendawan berada dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga, antara
lain semut, sehingga dapat mencapai buah-buah yang tinggi. Dari buah-buah yang
tinggi, sporangium dapat terbawa air ke buah-buah dibawahnya (Semangun, 1996).
Cendawan ini dapat bertahan dalam berbulan-bulan di dalam tanah dalam bentuk
siste (Khlamidospora) (Susanto, 1995).
Dari buah
yang terserang P. palmivora dapat berkembang melalui tangkai dan menyerang
bantalan bunga, dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya,
penyakit kanker batang. Dari sini kelak dapat kembali menyerang buah (Semangun,
1996).
Infeksi P.
palmivora dapat langsung terjadi antar buah melalui percikan air hujan melalui
permukaan tanah, serangga,. Biji didalam buah akan rusak selang 15 hari setelah
terinfeksi (Siregar dkk, 2000).
P. palmivora
dapat menyerang bermacam-macam tanaman. Meskipun demikian belum diketahui
dengan pasti dari berbagai tanaman tadi semuanya dapat menimbulkan penyakit
pada kakao (Susanto, 1995).
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa sumber infeksi selalu ada. Namun yang dianggap
sebagai sumber infeksi yang paling utama adalah tanah. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk mengendalikan P. palmivora di dalam tanah tetapi tidak
memberikan hasil yang memuaskan (Susanto, 1995).
Komentar
Posting Komentar